28.2.09

TOKOH2 ALKITAB : SARA & HAGAR

SARA DAN HAGAR
Questions:
Questions:
Mas, seandainya seorang raja memiliki seorang permaisuri dan seorang selir, lalu keduanya sama-sama melahirkan anak laki-laki, walaupun anak sulungnya dari selir, pastilah yang bakal jadi ahli waris adalah ANAK DARI PERMAISURI! Hagar itu cuma gundik. Dinikahi aja enggak. Kalau kamu punya istri dan gundik dan keduanya sama-sama punya anak, pasti kamu juga akan tetap memilih anak dari istrimu dan bukan gundikmu kan???
Ini pula jelas adalah suatu tulisan yang mengsanggahi catatan di dalam bible itu sendiri yang diimani oleh si audy itu. Inilah kejanggalannya. Sesetengah penganut kristian mengatakan bible itu adalah benar, tetapi tulisan mereka itu sendiri menafikan apa yang tercatat dalam bible itu. Mari saya tunjukkan bahawa Hagar adalah juga isteri Nabi Ibrahim. Lihat dalam bible versi King James, dinyatakan Hajar sebagai isteri Nabi Ibrahim.  http://www.biblegateway.com/keyword/?se ... rdsonly=no  Genesis 16:3 And Sarai Abram's wife took Hagar her maid the Egyptian, after Abram had dwelt ten years in the land of Canaan, and gave her to her husband Abram to be his wife.
TANGGAPAN : Betul, Hagar diambil "istri" dan anak yang dilahirkannya-pun diakui sebagai keturunan Abraham, Alkitab cukup jelas memberi keterangan: * 1 Tawarikh 1:28 LAI TB, Anak-anak Abraham ialah Ishak dan Ismael. KJV, The sons of Abraham; Isaac, and Ishmael. Hebrew,  בְּנֵי אַבְרָהָם יִצְחָק וְיִשְׁמָעֵאל׃ ס Translit, BENEI'AVRAHAM YITSKHAQ VEYISYMA'E'L Namun pengambilan "istri" adalah dalam artian Hagar dimaksudkan dapat memberi keturunan kepada Abraham, tetapi posisi Hagar tetaplah sebagai hamba ( שפחה - SYIFKHAH) bagi "Sang Nyonya" ( גברת –GEBERET), kita baca lebih lengkap Kejadian 16:1-12, penjelasannya sbb: * Kejadian 16:1-3 16:1 LAI TB, Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. KJV, Now Sarai Abram's wife bare him no children: and she had an handmaid, an Egyptian, whose name was Hagar. Hebrew,  וְשָׂרַי אֵשֶׁת אַבְרָם לֹא יָלְדָה לֹו וְלָהּ שִׁפְחָה מִצְרִית וּשְׁמָהּ הָגָר׃ Translit, VESARAI {dan sarai} 'ESYET {istri} 'AVRAM {abram} LO {tidak} YALDA {melahirkan} LO {tidak} VELA {dan kepada} SYIFKHAH {hamba perempuan (nya)} MITSRIT {orang mesir} 'USYEMA {yang namanya} HAGAR {hagar}  Catatan : Hamba, שפחה - SYIFKHAH, leksikon Ibrani : 1) maid, maid-servant, slavegirl a) maid, maid-servant (as belonging to a mistress) b) of address, speaker, humility (fig) 16:2 LAI TB, Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. KJV, And Sarai said unto Abram, Behold now, the LORD hath restrained me from bearing: I pray thee, go in unto my maid; it may be that I may obtain children by her. And Abram hearkened to the voice of Sarai. Hebrew,  וַתֹּאמֶר שָׂרַי אֶל־אַבְרָם הִנֵּה־נָא עֲצָרַנִי יְהוָה מִלֶּדֶת בֹּא־נָא אֶל־שִׁפְחָתִי אוּלַי אִבָּנֶה מִמֵּנָּה וַיִּשְׁמַע אַבְרָם לְקֹול שָׂרָי׃ Translit, VATOMER {berkata} SARAI {sarai} 'EL-'AVRAM {kepada abram} HINEH-NA {lihatlah} 'ATSARANI {engkau tahu} 'ADONAI {TUHAN} MILEDET {tidak melahirkan} BO {kepadamu}-NA {maka} 'EL-SHIFKHATI {hambaku} 'ULAI {barangkali} 'IBANEH {aku dapat menjadikan} MIMENAH {darinya} VAYISYMA {mendengar kepadanya} 'AVRAM {abram} LEKOL {perkataan} SARAI {sarai}  16:3 LAI TB, Jadi Sarai, isteri Abram itu, mengambil Hagar, hambanya, orang Mesir itu, -- yakni ketika Abram telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan --, lalu memberikannya kepada Abram, suaminya, untuk menjadi isterinya. KJV, And Sarai Abram's wife took Hagar her maid the Egyptian, after Abram had dwelt ten years in the land of Canaan, and gave her to her husband Abram to be his wife. Hebrew,  וַתִּקַּח שָׂרַי אֵשֶׁת־אַבְרָם אֶת־הָגָר הַמִּצְרִית שִׁפְחָתָהּ מִקֵּץ עֶשֶׂר שָׁנִים לְשֶׁבֶת אַבְרָם בְּאֶרֶץ כְּנָעַן וַתִּתֵּן אֹתָהּ לְאַבְרָם אִישָׁהּ לֹו לְאִשָּׁה׃ Translit, VATIQAKH {dan ia mengambil} SARAI {sarai} 'ESYET {istri} 'AVRAM {abram} 'ET-HAGAR {kepada hagar} HAMITSRIT {orang mesir} SYIFKHATAH {hambanya} MIQETS {setelah} 'ESER {sepuluh} SYANIM {tahun} LESYEVET {tinggal} 'AVRAM {abraham} BE'ERETS {di tanah} KENA'AN {kanaan} VATITEN {ia memberikan} 'OTAH {(hamba) nya} LE'AVRAM {kepada abram} 'ISYAH {suaminya} LO {kepadanya} LE'ISYAH {sebagai istri} Penjelasan ayat 1-3:  "Adapun Sarai . . . tidak beranak". Abram dan Sarai sudah menikah selama bertahun-tahun. Belum ada anak yang lahir untuk mencerahkan rumah tangga mereka dan untuk menggenapi nubuat-nubuat yang indah tersebut. Sekalipun TUHAN (YHVH) telah sangat jelas menjanjikan keturunan (bandingkan Kejadian 15:4), namun Sarai sebagai manusia dan istri yang sedang putus asa tidak dapat sabar menunggu datangnya janji Allah itu. Seiring dengan bergantinya tahun, merasa ada ketidak-cocokan di antara janji Allah dengan keadaan sesungguhnya. Bagi Sarai, tidak memiliki anak merupakan malapetaka dan hal yang memalukan bagi seorang perempuan Ibrani, dan hal itu jauh lebih buruk lagi. Suami istri itu pasti berusaha keras untuk membantu Allah menggenapi janji-Nya. Mereka mengenal ajaran langsung dari Kejadian 2:24 dan mengetahui bahwa mereka harus mentaati norma yang tinggi tersebut.  Bagi seorang laki-laki, mengambil "istri kedua" atau seorang "gundik" merupakan tindakan kurang terpuji dan selalu dihindari oleh seorang "istri pertama". Sekalipun demikian, Sarai rela memberikan hamba-nya dari mesir yang bernama Hagar untuk dapat melahirkan anak. Sarai berbuat demikian di dalam usahanya memberikan keturunan bagi Abram. Sarai bersedia melupakan norma ilahi dan menuruti pemikirannya sendiri : "Mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak", kata Sarai.  Pada saat laki-laki dan perempuan membiarkan iman mereka kalah, mereka terpaksa menggunakan akal manusia. Budak perempuan Mesir itu dibawa ke dalam kemah Abram dimaksudkan untuk dapat dibangun sebuah keluarga dengan keturunannya. Tetapi perselisihan dan sakit hati di kemudian hari melanda keluarga ini sebagai akibatnya.  Dalam Kejadian 16:1-3 jelas sekali posisi Hagar adalah seorang hamba, kemudian memang ia diambil sebagai "istri" (istri ke-2 atau "gundik") dengan harapan dapat memberikan keturunan bagi Abram, namun posisinya tidak mengganti posisi Sarai sebagai "istri pertama" (permaisuri), Hagar tetap dalam posisi sebagai hamba yang dimiliki Sarai dan ada dalam kekuasaan Sarai, kita baca ayat berikutnya: * Kejadian 16:4-6 16:4 Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hagar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu. KJV, And he went in unto Hagar, and she conceived: and when she saw that she had conceived, her mistress was despised in her eyes. Hebrew,  וַיָּבֹא אֶל־הָגָר וַתַּהַר וַתֵּרֶא כִּי הָרָתָה וַתֵּקַל גְּבִרְתָּהּ בְּעֵינֶיהָ׃ Translit, VAYAVO {dan ia (abram) menghampiri} 'EL-HAGAR {kepada hagar} VATAHAR {dan ia mengandung} VATERE {ketika ia (hagar) tahu} KI {bahwa} HARATAH {ia mengandung} VATEQAL {ia menghina} GEVIRTAH {nyonya-nya} BE'EINEIHA {rendah di matanya}  Catatan : Nyonya, גברת –GEBERET, leksikon Ibrani : 1) lady, queen 2) mistress (of servants)), adalah bentuk feminin dari kata גביר - GEBIR (tuan/ majikan). 16:5 Lalu berkatalah Sarai kepada Abram: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau." 16:6 Kata Abram kepada Sarai: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik." Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. Ayat 4-6a :  Abram "menghampiri" Hagar. Sarai bertindak sepenuhnya sesuai dengan kebiasaan ketika itu (bdg. Prasasti-prasasti Nuzu). Tetapi Abram dan Sarai diharapkan untuk berpegang pada norma yang lebih tinggi daripada norma masyarakat di sekitar mereka. Abram, sahabat Allah itu, memiliki iman yang lebih kaya dan terikat pada sebuah kode etika yang lebih murni. Sekalipun demikian, Abram mengikuti usul dari istrinya Sarah dan mengambil Hagar ke dalam kemahnya. Segera hamba perempuan itu mulai menghina istri tuannya. Dan Sarai menjadi sakit hati terhadap hamba-nya. Kita dapat melihat perseteruan 2 orang perempuan, yang satu menjadi sombong, lupa posisinya, yang satunya lagi marah/ sakit hati atas perubahan sikan seorang hamba yang "lupa-diri" akan posisi. Ketiga orang dalam segi tiga tersebut menderita semuanya. Sarai menyalahkan Abram atas semua masalah yang timbul, padahal Abram sebenarnya menuruti apa yang telah diusulkan Sarai sendiri. Kesombongan hamba yang lupa posisinya dan Iri hati dari sang nyonya mengubah sama sekali suasana rumah tangga tersebut. Kini kesejahteraan, keselarasan dan kebahagiaan tidak bisa hadir di dalam rumah tangga itu. Abram meredakan kemarahan Sarai, ia kembali mengingatkan bahwa posisi Hagar tetap dibawah kekuasaan Sarai, Hagar meski tengah mengandung anak dari Abram, ia tetaplah "hamba" bagi Sarai. Ayat 6b : Sarai menindas Hagar. Kata Ibrani ( ענה - 'ANAH) berarti "menindas, menekan, membuat sakit." Di dalam hal ini kata tersebut mungkin berarti "menganiaya atau memperlakukan dengan buruk." Sarai mungkin melakukan hal itu dengan memberikan tugas yang berat kepada Hagar atau hukuman fisik. Apa pun bentuk aniayanya, itu demikian membuat Hagar marah, malu atau terhina sehingga dia lari dari tuannya. Persaingan kedua perempuan yang menimbulkan Iri hati dan kepahitan yang mendalam telah membuat dua orang perempuan tersebut saling bermusuhan. Dan Abram tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi keadaan tersebut. Keadaan menjadi makin buruk.  * Kejadian 16:7-8 16:7 Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur. 16:8 Katanya: "Hagar, hamba Sarai, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku." Ayat 7, 8 :  Lalu malaikat Tuhan menjumpainya. Di dalam keadaan putus asa Hagar melarikan diri ke tanah airnya, yaitu Mesir. Secara hukum dia masih merupakan seorang hamba (budak) yang tidak berhak untuk melarikan diri, karena ia merupakan milik dari sang nyonya. Sekalipun demikian, situasi tampaknya sudah tidak tertahankan lagi sehingga lari merupakan satu-satunya jalan untuk bebas. Mungkin Hagar beranggapan bahwa dia dapat menemukan kesejahteraan dan hidup yang tenang di negerinya sendiri. Ketika mencapai Syur (tembok), dia berhenti sejenak sebelum melewati perbatasan. Di tempat tersebut orang Mesir telah mendirikan sebuah benteng pertahanan untuk melindungi Mesir terhadap serbuan dari timur. Keberadaan tembok ini sudah disebutkan dalam catatan-catatan Mesir sejak tahun 2000 sM.  Di dalam ketenangan padang gurun itu, Hagar berhadapan dengan malaikat Tuhan, yang telah datang kepadanya membawa petunjuk, pengharapan, dan ketenangan pikiran. Penampilan ini merupakan kunjungan tercatat pertama dari malaikat TUHAN ke bumi. Itu adalah saat yang penting luar biasa.  Ayat 8 secara khusus menulis posisi Hagar yang masih menganggap Sarai sebagai "Nyonyaku" meskipun ia sudah "sebagai istri" dan sedang mengandung anak dari Abram. Hal ini menunjuk jelas bahwa Hagar tidak pernah mendapat posisi sebagai "Nyonya rumah" (Ibrani : גברת –GEBERET) * Kejadian 16:9-12 16:9 Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya." 16:10 Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." 16:11 Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismael, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu. 16:12 Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."  Ayat 9-12 :  Sabda Sang Malaikat yang memberikan semangat kepada Hagar berisi perintah untuk kembali ke tempat yang telah ditinggalkan olehnya, mengangkat bebannya, dan menantikan penggenapan dari rencana ilahi serta menantikan saat ketika mana anaknya, Ismael, akan menjadi bapak dari sebuah suku yang penting. Ismael (Allah mendengar) akan menjadi seorang laki-laki "yang lakunya seperti keledai liar," yang memiliki kekuatan dan keberanian. Dia akan hidup secara liar (bebas) di padang gurun, tanpa sahabat atau bawahan. Keturunannya akan tumbuh menjadi kekuatan suku Badui yang kuat, liar, bebas, dan gemar mengembara di padang-padang gurun yang luas. Berkat yang disampaikan melalui Malaikat TUHAN ini diberikan karena Ismael adalah keturunan Abraham juga. Selanjutnya, dapat kita baca Kejadian pasal 21, yang mencatat akhirnya Sang Nyonya ( גברת –GEBERET) dapat melahirkan keturunan bagi Abraham. Sehingga Alkitab-pun dengan jelas menunjuk bahwa Ishak-lah yang menjadi "pewaris resmi" bagi Abraham :  * Kejadian 21:12 LAI TB, Tetapi Allah berfirman kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu; dalam segala yang dikatakan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dariIshak."  KJV, And God said unto Abraham, Let it not be grievous in thy sight because of the lad, and because of thy bondwoman; in all that Sarah hath said unto thee, hearken unto her voice; for in Isaac shall thy seed be called. Hebrew,  וַיֹּאמֶר אֱלֹהִים אֶל־אַבְרָהָם אַל־יֵרַע בְּעֵינֶיךָ עַל־הַנַּעַר וְעַל־אֲמָתֶךָ כֹּל אֲשֶׁר תֹּאמַר אֵלֶיךָ שָׂרָה שְׁמַע בְּקֹלָהּ כִּי בְיִצְחָק יִקָּרֵא לְךָ זָרַע׃ Translit, VAYO'MER 'ELOHIM 'EL-'AVRAHAM 'AL-YERA' BE'EYNEYKHA 'AL-HANA'AR VE'AL-'AMATEKHA KOL 'ASYER TO'MAR 'ELEIKHA SARAH SYEMA' BEQOLAH KI VEYITSKHAQ YIQARE' LEKHA ZARA' Meski Ishak tidak "born-first" namun posisinya jelas karena ia lahir dari seorang גברת –GEBERET, dan ini memberikannya "hak kesulungan" atau "first born", dan selanjutnya ia-pun diberi gelar sebagai "anak tunggal" * Kejadian 22:2 LAI TB, Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."  KJV, And he said, Take now thy son, thine only son Isaac, whom thou lovest, and get thee into the land of Moriah; and offer him there for a burnt offering upon one of the mountains which I will tell thee of. Hebrew,  וַיֹּאמֶר קַח־נָא אֶת־בִּנְךָ אֶת־יְחִידְךָ אֲשֶׁר־אָהַבְתָּ אֶת־יִצְחָק וְלֶךְ־לְךָ אֶל־אֶרֶץ הַמֹּרִיָּה וְהַעֲלֵהוּ שָׁם לְעֹלָה עַל אַחַד הֶהָרִים אֲשֶׁר אֹמַר אֵלֶיךָ׃ Translit, VAYO'MER QAKH-NA' 'ET-BINKHA 'ET-YEKHIDKHA 'ASYER-'AHAVTA 'ET-YITSKHAQ VELEKH-LEKHA 'EL-'ERETS HAMORIYAH VEHA'ALEHU SYAM LE'OLAH 'AL 'AKHAD HEHARIM 'ASYER 'OMAR 'ELEYKHA TIPOLOGI : Peristiwa di dalam Alkitab mengandung nilai "rohani". Dalam teologia, hal ini dikenal sebagai 'tipologi'. Coba bandingkan dengan ayat di bawah ini: * Galatia 4:24-26 4:24 Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar -- 4:25 Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab -- dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya. 4:26 Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita. Jelas ada perbedaan antara posisi גברת –GEBERET (perempuan merdeka) dan שפחה - SYIFKHAH (hamba perempuan, yang tidak merdeka) Selanjutnya dalam Kitab Galatia juga tertulis : "Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami." (Galatia 4:27)  Ayat ini sedang menerangkan suatu aspek dari "Injil kasih karunia" (The True Grace Gospel). Artinya keselamatan yang sejati adalah 100% "kasih karunia" (anugerah) dari Tuhan, ini adalah bukan suatu hal yang terjadi berdasarkan perbuatan/pekerjaan/usaha yang dapat kita lakukan sendiri. Tuhan-lah yang harus mengerjakan seluruh karya keselamatan itu dalam diri kita pada setiap aspek-aspeknya, sedangkan perbuatan-perbuatan yang kita lakukan sendiri tidak bisa memberikan sumbangan apapun untuk menggenapkan keselamatan kita (Kejadian 6:8, Efesus 2:8-9, Roma 9:11, Roma 11:6, 2 Timotius 1:9, Titus 3:5).  Ayat di Galatia 4:27 ini dikutip dari Yesaya 54:1 dimana kita baca:  "Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami, firman TUHAN."  Pertama-tama "perempuan mandul" itu menunjuk kepada Sara (Kejadian 11:30), dimana sebelum melahirkan Ishak ia adalah seorang isteri yang mandul dan terpaksa menyerahkan suaminya kepada perempuan lain. Abram berumur 75 tahun dan Sarai berumur 65 tahun ketika Tuhan pertama kali berjanji bahwa keturunannya akan menjadi "bangsa yang besar" (Kejadian 12:2), sedangkan pada waktu itu mereka sama sekali tidak mempunyai anak.  Sepuluh tahun setelah itu mereka masih tetap tidak mempunyai anak, dan Sarai telah berumur 75 tahun, dia sudah jauh melewati masa suburnya untuk mempunyai anak. Dan itulah alasannya kenapa Sarai terpaksa memberikan suaminya kepada seorang hambaya, yaitu Hagar yang berasal dari Mesir, supaya Abram bisa mempunyai keturunan. Dan Abram setuju, maka mengandunglah Hagar dan anaknya dinamakan Ismael yang berarti "Tuhan yang mendengarkan".  Karena Hagar bisa mengandung, ia berubah menjadi sombong terhadap Sarai nyonyanya. Dan apa yang terjadi adalah Sarai memperlakukannya dengan sangat keras sehingga Hagar melarikan diri dari tuannya. Tetapi malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya (Kejadian 16:9-12) Kemudian Hagar kembali kepada tuannya dan melahirkan Ismael. Tiga belas tahun setelah itu Abram sudah berumur 99 tahun dan Sarai berumur 89 tahun ketika Tuhan menampakkan diri lagi dan berjanji bahwa tahun depan mereka akan mendapatkan seorang anak. Itulah sebabnya anaknya dinamakan Ishak yang berarti "tertawa".  Dan pada saat itu Tuhan juga mengganti nama Abram ( אברם -'AVRAM) menjadi "Abraham" ( אברהם -'AVRAHAM) yang berarti "bapa dari banyak bangsa" (Kejadian 17:5), dan nama "Sarai" ( שרי -'SARAI) diganti menjadi Sara ( שרה -'SARAH) yang berarti "puteri raja dari kumpulan besar" (princess of multitude). Dan tentang Sara di Kejadian 17:16, Allah berfirman :  "Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja [imamat rajawi - 1 Petrus 2:9] bangsa-bangsa akan lahir dari padanya." Jadi walaupun Ismael adalah anak Abraham yang disunat, Tuhan membuat jelas bahwa Ismael itu bukanlah anak dari perjanjian itu, di Kejadian 17:21, Allah berfirman :  "Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga." Dan pada tahun berikutnya ketika Abraham berumur 100 tahun dan Sara berumur 90 tahun, Ishak dilahirkan. Inilah latar belakang dari ayat-ayat yang kita baca di Galatia pasal 4. Ismael, anak dari seorang hamba perempuan, adalah anak yang dilahirkan menurut keinginan daging lahir atas daya upaya manusia sendiri -- yaitu dia dilahirkan berdasarkan keinginan dari manusia. Sedangkan Ishak, dia adalah anak dari perempuan merdeka, adalah anak yang dilahirkan menurut janji Tuhan.  Lebih lanjut Yesaya 54:1 menulis bahwa dari "perempuan mandul" itu akan datang Mesias, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Dan tentu saja Yesus Kristus lahir dari garis laki-laki yang lahir melalui Sara. mereka itulah yang disebut sebagai "anak-anak Abraham" yang berhak menerima janji Allah, gelar ini pula diterapkan bagi mereka yang percaya kepada Yesus Kristus dan menjadi milik Kristus:  "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Galatia 3:29)

No comments:

Post a Comment